Deskripsi
Badan Pusat Statistik merilis indeks pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (IP-TIK) tahun 2015. Indeks pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (IP-TIK) merupakan suatu ukuran standar yang dapat menggambarkan tingkat pembangunan teknologi informasi dan komunikasi suatu wilayah. IP-TIK disusun oleh 11 indikator (dikelompokkan pada 3 subindeks, yaitu infrastruktur, penggunaan, dan keahlian) yang dikombinasikan menjadi suatu ukuran standar pembangunan TIK suatu wilayah. Pada skala 0-10, semakin tinggi nilai indeks menunjukkan pembangunan TIK suatu wilayah semakin pesat, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks menunjukkan pembangunan TIK di suatu wilayah relatif masih lambat. Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) berguna untuk membandingkan pembangunan TIK antarwaktu dan antarwilayah. IP-TIK dapat menunjukkan kesenjangan digital serta potensi pembangunan dan pengembangan TIK.
Indeks pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (IP-TIK) tahun 2015 ini, provinsi DKI Jakarta memiliki indeks tertinggi yaitu sebesar 9,25 masuk kategori tinggi (indeks diatas 7,07). Kemudian Kepulauan Riau dengan indeks 6,49. Provinsi DI Yogyakarta peringkat ketiga dengan indeks 6,45. Kemudian peringkat 4 adalah provinsi Kalimantan Timur dengan indeks 6,3.
11 provinsi masuk kategori sedang (indeks 4,69-7,07) yaitu Bengkulu, Kepualauan Riau, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Utara. Dan 22 provinsi masuk kategori rendah (indeks dibawah 4,69) yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kep. Bangka Belitung, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Sumber data dari Suvei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) - Badan Pusat Statistik dan data sekunder dari Kementerian Komunikasi dan Informatika