18 dari 29 kabupaten di Provinsi Papua memiliki IPM Rendah
18 dari 29 kabupaten di Provinsi Papua memiliki IPM Rendah desktop
Deskripsi
Papua menjadi daerah dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terendah di antara seluruh provinsi di Indonesia. IPM provinsi ini berada di angka 58,05, satu-satunya provinsi dalam kategori IPM rendah. Nilai IPM termasuk kategori rendah bila berada di bawah 60.
Di tingkat kabupaten, hampir dua pertiga dari seluruh kabupaten di Provinsi Papua memiliki IPM dengan kategori rendah (18 dari 29). Sebagai contoh Kabupaten Puncak (39,96), Kabupaten Pegunungan Bintang (41,9), Kabupaten Mamberamo Tengah (44,15), dan Kabupaten Intan Jaya (44,82).
Kabupaten yang memiliki indeks terendah adalah Kabupaten Nduga (26,56). Kabupaten ini pun sekaligus menjadi kabupaten dengan IPM terendah di Indonesia.
IPM tertinggi di provinsi ini dipegang oleh ibukota provinsi, Kota Jayapura dengan nilai 78,76. Nilai yang mendekati IPM Kota Jakarta Utara (78,78). Lebih tinggi dari IPM Kota Palembang (76,59), Kota Bogor (74,50), dan Magelang (77,16), sebagai misal.
Kategori tinggi dalam indeks ini adalah nilai yang berada di antara 70 sampai kurang dari 80.
Ada tiga kabupaten lain di provinsi ini yang tergolong ber-IPM tinggi yaitu Kabupaten Biak Numfor (71,1), Kabupaten Mimika (71,6) dan Kabupaten Jayapura (70,5).
Meskipun memiliki IPM yang tergolong rendah di tingkat provinsi, Papua menjadi provinsi dengan pertumbuhan tertinggi dibandingkan seluruh provinsi di Indonesia (1,40 persen).
IPM adalah indeks yang diperkenalkan oleh Badan Program Pembangunan Manusia PBB (UNDP) untuk mengukur capaian pembangunan manusia. Indeks ini dihitung dari tiga dimensi dasar : umur panjang dan sehat; pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Indeks ini memiliki skala 0 sampai 100 dalam laporan BPS. (MN)
Sumber
Laporan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2016, BPS